Rabu, 06 Agustus 2008

Apa Kabar, Halmahera Barat ?

Terakhir kali saya berkunjung ke daerah kelahiran saya, ternyata sudah aman, karena beberapa tahun yang lalu di wilayah Halmahera bagian tengah s.d. utara terjadi kerusuhan yang memakan banyak korban jiwa dan harta benda. Ada satu hikmah yang diambil setelah kerusuhan itu adalah pemekaran wilayah-wilayah di sekitar daerah bekas konflik, sehingga saat ini telah terbagi menjadi beberapa kabupaten, sepeti kabupaten Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur. Pemekaran wilayah menjadi beberapa kabupaten bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, tetapi realita di lapangan kadang sebaliknya, sebab para pejabat yang terlebih dahulu menikmati kesejahteraan, sementara masyarakt harus bersabar lebih lama lagi. Hal seperti ini pun terlihat di kabupaten Halmahera Barat. Saya sebagai warga Halmahera Barat sebetulnya sangat kecewa ketika melihat keadaan riil pada saat saya berkunjung ke sana. Saya melihat kantor bupati begitu megah yang di depan gedung terparkir kendaraan dinas mewah. Pemandangan tersebut sangat bertolak belakang dengan jalan dan bangunan-banguan milik rakyat di sekitar gedung kantor tersebut. Saya tidak sempat bertemu dengan sang Bupati, meskipun beliau berasal dari desa tetangga saya di Kecamatan Ibu Tengah, yang juga adik tingkat kakak sepupu saya pada saat kuliah di Yogyakarta. Saya juga tak sempat bertemu dengan Ketua dan beberapa anggota DPRD yang sebagian anggota DPRD juga teman-teman saya dan tetangga. Saya yakin teman-teman saya yang sebagian anggota DPRD itu mengetahui kedatangan saya, tetapi tidak mau bertemu saya, mungkin sudah menjadi pejabat, jadi agak sedikit menjaga wibawa. Saya yang dahulu sebagai masyarakat biasa, pada saat berkunjung ke tempat kelahiran saya, masih menyempatkan diri main domino/gapleh (bukan judi) dengan teman-teman yang sebagian besar menjadi petani dan nelayan, tidak bermaksud apa-apa, hanya sekedar menjaga keakraban dengan mereka. Dalam suasana itu, saya sempat "ngobrol" dengan mereka, dan saya pun berkesimpulan untuk sementara, mereka sampai saat ini pun belum menikmati kesejahteraan dari sebuah pemekaran wilayah, hidup mereka masih tetap seperti sedia kala, lalu sampai kapan mereka memperoleh kesejahteraan? Semuanya berpulang kepada para pemimpin di sana, Bupati dan Anggota DPRD yang dahulu berkampanye ingin meningkatkan kesejahteraan rakyatnya masih tetap ditunggu oleh meraka. Halmahera Barat terdapat banyak potensi alam, dan masyarakat pun siap didorong untuk menggali potensi alam tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, Bupati dan Anggota DPRD harus memikirkan nasib mereka, pembangunan ekonomi kerakyatan harus diutamakan yang diiringi pula dengan pembangunan mental, karena tanpa pembangunan mental, kesejahteraan materi akan menjadikan orang lupa diri. Saya sebagai warga Halmahera Barat di perantauan mengaharapkan, semoga para pemimpin di sana dapat mengemban amanah Allah ini dengan sebaik-baiknya. Amin!

Tidak ada komentar: